Jumat, 17 Mei 2013

Nyeri Panggul, Mungkin Pil KB Pencetusnya

Alat kontrasepsi memang memberi manfaat bagi kehidupan keluarga. Namun, perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi, terutama pil KB, sering mengeluhkan efek samping dari penggunaannya. Menurut penelitian yang baru dipresentasikan minggu lalu pada pertemuan tahunan Asosiasi Urologi Amerika, ternyata penggunaan pil KB dosis rendah meningkatkan risiko nyeri panggul dan nyeri saat berhubungan intim. Demikian dilansir Women’s Health Magazine pada Kamis, 16 Mei 2013.

Nirit Rosenblum, seorang asisten profesor di Departemen Urologi Universitas New York, melihat sejumlah perempuan muda yang datang di tempat prakteknya mengeluhkan berbagai nyeri panggul, nyeri vagina, dan nyeri di bawah bagian perut. Benang merah dari para pasien ini: banyak dari mereka mengkonsumsi pil KB dalam dosis rendah.

Jadi, Rosenblum dan rekan-rekannya melakukan sebuah survei kepada lebih dari 900 wanita usia 18-39 untuk menyelidiki hal ini. Para wanita yang menggunakan pil KB dosis rendah lebih mungkin untuk memenuhi kriteria sindrom kronis nyeri panggul daripada wanita yang tidak memakai pil KB, atau bahkan mereka yang mengkonsumsi pil dengan dosis normal. Dan, mereka juga lebih mungkin melaporkan rasa sakit selama atau setelah orgasme daripada salah satu dari dua kelompok lainnya.

Survei ini hanya menunjukkan hubungan antara pil dosis rendah dan nyeri panggul, bukan sebab-akibat. Namun, jika pil dosis rendah menjadi penyebab rasa sakit, Rosenblum mengatakan, itu mungkin karena faktor dosis. Yaitu, perempuan dengan pil dosis rendah memiliki tingkat estrogen rendah (wanita dengan pil dosis normal juga memiliki kadar estrogen yang lebih rendah dari mereka yang tidak memakai pil KB, tetapi tidak serendah perempuan dengan pil dosis rendah). Dengan demikian, rendahnya kadar estrogen mungkin berperan di sini.

Jika Anda mengkonsumsi pil dosis rendah dan mengalami gejala nyeri, hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah berkonsultasi dengan dokter. Rosenblum mengatakan, jika tanda-tanda nyeri menunjuk ke arah penggunaan pil, cobalah untuk mengganti pil, mencoba dosis tinggi, atau carilah alternatif kontrasepsi lain.

Rosenblum mengatakan gejala-gejala nyeri panggul ini berbahaya. Dengan demikian, penting bagi pasien mengetahui efek samping dan risiko di balik manfaat obat sehingga kualitas hidup tidak dipertaruhkan.

WOMENS’S HEALTH MAGAZINE | ANINGTIAS JATMIKA. Sumber: Tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar