Penyakit jantung dan stroke merupakan penyakit yang bisa
mengakibatkan kematian secara mendadak pada orang-orang yang masih berusia muda.
Selain dua penyakit tersebut, kematian mendadak bisa juga karena pecahnya
pembuluh darah otak. Karena itu orang muda perlu check up otak seteliti
mungkin. Untuk mencegah terjadinya kematian tiba-tiba pada usia 30-50 tahun
akibat pecahnya pembuluh darah di kepala yang dalam dunia kedokteran disebut
aneurisme.
Foto: www.femina.co.id| Aneurisma |
dr. Eka J Wahjoepramono Spesialis Bedah Saraf di sela-sela acara Recent Issues on Neuroscience yang digelar Rumah RS Siloam Gleneagles (RSGG) dan National Neuroscience Institute Singapure (NNI) menjelaskan bahwa Aneurisme merupakan penyakit pembuluh darah otak yang melembung seperti balon, dan akan pecah bila tekanan darah di dalam pembuluh darah tersebut terlalu kuat. Kata Eka, pembuluh darah yang melembung itu kecil sekali. ?Kalau pecah, akan muncul perdarahan, lalu masuk ke seluruh jaringan otak sampai menimbulkan malapetaka hebat dan suatu waktu bisa berupa kematian,?.
Otak merupakan salah satu organ yang
memiliki peran begitu besar atau sebagai motor penggerak yang mengontrol semua
pekerjaan sistem syaraf yang ada dalam tubuh manusia. Fungsi otak berbeda
dengan sel-sel yang lain. Pertumbuhan sel otak hanya dapat terjadi sekali
seumur hidup, yaitu ketika berada di dalam kandungan hingga usia tiga tahun.
Sel-sel otak yang mati tidak akan pernah mengalami regenerasi atau pertumbuhan
kembali. Apabila satu saja dari jaringan otak tersebut mengalami gangguan,
seperti stroke atau lainnya, otomatis kinerja seluruh tubuh pun akan terganggu.
“Dengan demikian, mereka yang
mengalami gangguan pada jaringan otak sudah pasti akan mengalami berbagai
gangguan kesehatan,” ujar Eka.
Sebagai organ vital, Eka
menambahkan, otak juga turut menentukan masa depan bangsa. Untuk itu kesehatan
otak merupakan hal penting yang harus mendapatkan perhatian yang serius. Berkembangnya
jenis-jenis penyakit yang mengancam jiwa manusia pada dasawarsa terakhir ini,
menuntut para ahli medis untuk terus berupaya melakukan berbagai macam
terobosan baru untuk menangani kasus-kasus tersebut. Misalnya saja pelebaran
pembuluh darah pada satu wilayah atau yang lebih dikenal dengan aneurisma.
Ia melihat kematian mendadak atau
koma sebagai gejala aneurisme yang sudah terlalu parah. Di Amerika saja, kata
Eka, kematian tiba-tiba tersebut mencapai sekian puluh persen. Namun, apabila
masih dalam stadium dini, gangguan itu ditandai sakit kepala di daerah mata,
kejang-kejang, atau kesadarannya sedikit menurun. Jika lebih berat lagi,
penderita sampai mengatakan dirinya tidak pernah sakit kepala seperti sekarang
ini.
Meskipun hingga saat ini belum
diketahui secara pasti penyebab timbulnya penyakit aenurisme ini, tetapi telah
terbukti apabila tidak ditangani secara serius dapat mengakibatkan kematian
bagi penderitanya. Terlebih bila yang dibicarakan adalah kasus aneurisme pada
otak, sudah pasti hal ini tidak dapat dianggap remeh.
Khusus untuk keadaan penyakit yang
masih awal, yaitu pembengkakan pembuluh darah yang belum parah dan tidak
terlalu parah lanjutnya, nyawa pasien bisa tertolong asalkan dioperasi dengan
segera, atau intervensi lainnya dengan tingkat keberhasilannya hampir mencapai
100%.
Tapi, kata Eka, pemicu terjadinya
aneurisme tidak pasti, termasuk akibat kelainan bawaan berupa tipisnya dinding
pembuluh darah otak. Bahkan orang yang sedang diam pun dapat terkena serangan
penyakit ini. Ketika seseorang tadi terus tumbuh dan menjadi dewasa, tambah
Eka, biasanya akan diikuti dengan menipisnya dinding-dinding pembuluh darah di
otak, selain itu aliran darah yang mengalir ke otak pun semakin banyak hingga
dinding tipis di otak tersebut membesar.
Cuma disayangkan, kondisi itu sulit
dideteksi , kecuali dengan Magnetic Imaging resonance (MRI) bila pembesaran
sampai 1 Cm lebih.?Repotnya, biasanya kalau belum seukuran ini, tidak ada
gejala dan baru ketahuan waktu pecah.
Dari pengalamannya menangani 60
kasus aneurisme yang baru mulai di RSSG, Eka menilai pasien wanita dan pria
berimbang, umurnya 30-50 tahun. Diperkirakan, mereka tengah aktif-aktifnya,
sedangkan pembuluh darah otaknya sedang tipis.
Menurutnya, pencegahan tidak bisa
dilakukan, Ia menyarankan seseorang menjalani Check up otak seteliti mungkin
dengan MRI dan apabila hasilnya positif, dipakai Angiografi untuk memeriksa
pembuluh darah.
Berbeda dengan stroke, yaitu adanya
gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah otak
yang juga bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak, sehingga menyebabkan
kematian dan kelumpuhan sebelah pada organ tubuh penderitanya. Pecahnya
pembuluh darah otak karena aneurisma disebabkan lemahnya pembuluh darah otak
penderita. Tapi akibat yang ditimbukan lebih parah dari stroke.
Untuk aneurisme ringan umumnya bisa
ditanggulangi dengan cara tindakan operasi. Tapi umumnya mereka yang terkena
aneurisma akan mengalami kematian. Sebagai contoh, dari 60 kasus aneurisma yang
ditangani RSGG satu orang yang ditemukan belum pecah dan dapat ditangani dengan
baik bahkan bisa kembali menjalani aktivitas semula. Sedangkan 59 lainnya sudah
pecah, satu diantaranya meninggal karena komplikasi dengan oenyakit lain, 30
lainnya dengan hasil yang cukup baik bahkan bisa melakukan aktivitas biasa
meskipun agak menurun dan selebihnya meninggal dunia.
Disinggung tentang adanya faktor
keturunan, Dr Eka menjelaskan, sangat jarang kasus aneurisme yang ditemukan
secara turun temurun atau familiar, kebanyakan terjadi secara spontan, salah
satunya karena hipertensi, anemia, perokok, alkohol, yang bisa melemahkan lapisan
pembuluh darah di otak.
Embolisasi
Namun spesialis radiologi dr Prijo
Sidipratomo menganggap, tidak semua kasus aneurisme bisa diintervensi dengan
operasi misalnya, karena keadaan umum penderita jelek sekali.
Karena itu, tandasnya, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan cara embolisasi dengan cara menyumbat darah yang terkena gangguan.?Kita masukkan bahan untuk menyumbat dengan kateter kecil sekali ke daerah sasaran.
Karena itu, tandasnya, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan cara embolisasi dengan cara menyumbat darah yang terkena gangguan.?Kita masukkan bahan untuk menyumbat dengan kateter kecil sekali ke daerah sasaran.
Sumber: yastroki.or.id|Rul
sangat bermanfaat,,, tks infonya izin share yaa...
BalasHapus