Saluran
pencernaan kita secara alami merupakan suatu area yang dikolonisasi oleh
berbagai macam bakteri dalam jumlah luar biasa banyak. Pernahkah kita bayangkan
bahwa ternyata jumlah bakteri yang mengkolonisasi tubuh terutama dalam saluran
pencernaan kita berjumlah 10 kali lipat dibandingkan jumlah sel tubuh kita
sendiri!. Sehingga bila dikalkulasikan maka sebenarnya 90% dari sel yang
terdapat pada tubuh kita adalah mikroorganisme. Mayoritas bakteri ditemukan
pada usus besar (sekitar 1011-12 bakteri/g). Sedangkan jumlah bakteri pada usus
kecil lebih sedikit (sekitar 104-7 bakteri/ml). Spesies yang dominan pada usus
besar berasal dari golongan bifidobacteria dan bacteroides
sedangkan lactobacilli dan streptococci mendominasi daerah usus
kecil. Bakteri-bakteri ini umumnya kita kenal sebagai bakteri baik.
Tidak
cukup menghadapi berbagai jenis bakteri itu saja, saluran pencernaan kita pun
terus menerus mengalami paparan sejumlah besar antigen dari makanan dan dari
partikel-partikel yang terhirup kemudian sampai ke dalam sistem pencernaan
kita. Oleh karena itu, jelas dibutuhkan suatu benteng pertahanan yang kokoh
untuk menghadapi semuanya itu dan bukanlah menjadi suatu hal yang mengejutkan
apabila ternyata 80% sistem imun tubuh kita ditemukan di sekitar area saluran
pencernaan dan terutama pada sekitar usus kecil.
Melalui
banyak penelitian, akhirnya kita memahami bahwa memang salah satu aktivitas
mikroorganisme baik di dalam saluran pencernaan manusia adalah menstimulasi
sistem imun. Walaupun demikian, sebenarnya mekanisme bakteri baik dalam
menstimulasi sistem imun sangatlah kompleks dan hingga saat ini masih banyak
hal yang belum dapat dijelaskan secara rinci. Namun, suatu model untuk
menjelaskan sistem yang rumit ini telah berhasil disusun oleh sekelompok tim
peneliti dari Argentina yang beranggotakan Galdeano dkk. Ada 3 mekanisme yang
diajukan oleh mereka, yaitu:
- Probiotik mengalami kontak secara langsung dengan sel-sel epitel saluran pencernaan (IEC), yang mensekresikan berbagai sitokinin seperti Interleukin-6 (IL-6) dan menginisiasi komunikasi dengan sel-sel imun di sekitarnya.
- Melalui sel-sel epitel terspesialisasi yaitu sel-sel M (MC) yang ada di sepanjang saluran pencernaan. Makrofage (MQ) atau sel-sel dendritik (DC) adalah sel-sel pertama di bawah sel-sel M yang secara langsung mengalami kontak dengan probiotik atau fragmen-fragmen antigennya dan menghasilkan sitokinin.
- DC pada lamina propria saluran pencernaan ditemukan dapat memanjangkan dendrit mereka di antara IEC dan mungkin dapat secara langsung mengambil sampel dan memproses probiotik pada lumen saluran pencernaan.
Saat
ini telah diketahui pula bahwa sebenarnya bakteri baik hidup maupun mati dapat
memberikan efek stimulasi imun yang sama secara in vitro. Untuk beberapa efek
imunomodulasi memang diperlukan integritas sel dalam hal ini berarti sel yang
masih hidup, tetapi untuk beberapa kasus yang lain, komponen-komponen bakteri
tersebut sudah merupakan stimulan dengan sendirinya. Sel-sel hidup memang lebih
disukai karena dengan demikian dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen di
dalam saluran pencernaan. Sejauh ini komponen aktif dari bakteri yang diduga
dapat memberikan efek imunomodulasi adalah DNA dan komponen dinding selnya.
Sumber:
- Cedgard L dan Widell A, 2011. The Intestinal Microflora, the Immune System and Probiotics. http://www.wasamedicals.com/pdf/ref_smj_eng.pdf [9 November 2011]
- Galdeano CM, LeBlanc AM, Vinderola G, Bonet BME, Perdigon G. 2007. Proposed model: Mechanisms of immunomodulation induced by probiotic bacteria. Clin Vacc Immunol 14, 485-492.
- Rizzello V, Bonaccorsi I, Dongarra ML, Fink LN, Ferlazzo G. 2011. Role of Natural Killer and Dendritic Cell Crosstalk in Immunomodulation by Commensal Bacteria Probiotics. Journal of Biomedicine and Biotechnology Article ID 473097
Sumber:
sciencebiotech.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar