Sabtu, 29 Juni 2013

Searang Sistem Imun Bakteri Dengan Mereplica DNA

Virus vs Bacteria (Image from cdn-www.cracked.com)
Hasil penelitian Profesor Thomas Wood dari Departemen Artie McFerrin Kimia Teknik Texas A&M University menjelaskan bahwa sistem imun bakteri diperkirakan muncul akibat pertempuran antara bakteri dan virus yang berlangsung selama jutaan tahun. Kita tahu bahwa virus bisa hidup dengan menyisipkan materi genetiknya ke dalam sel makhluk hidup lain seperti bakteri. Materi genetik yang terdiri dari gen-gen virus akan menyisip ke dalam kromosom bakteri sehingga ketika bakteri melakukan replica DNA, otomatis gen-gen virus akan tereplikasi juga.
 
Hasil penelitian Profesor Thomas ini dimuat di situs ScienceDaily. Gen-gen virus yang tereplikasi tersebut dapat bertahan hidup dengan mengandalkan sistem mesin sel bakteri. Namun hal ini bagaikan bom waktu bagi bakteri karena kemudian si virus akan mereplikasi dirinya sendiri dan materi genetik virus ini akan menghasilkan protein yang dapat membunuh bakteri inangnya. Setelah itu virus yang sudah berkembang biak akan mencari sasaran baru lagi. 

Sistem imun tidak hanya milik makhluk hidup tingkat tinggi seperti manusia dan hewan, melainkan bakteri pun memilikinya. Sistem imun pada bakteri bahkan diperkirakan merupakan sistem imun alami paling primitif di dunia ini. Bagaimana proses yang terjadi sehingga bakteri bisa memiliki sistem imun sehingga dapat tahan antibiotik dan zat kimia tertentu? 

Si bakteri tentu tidak mau terus-menerus diintimidasi dan dijajah virus, mereka punya sistem pertahanan sendiri untuk menaklukkan virus. Kuncinya adalah mutasi genetik. Mutasi pada kromosom bakteri yang terjadi secara random dan besar-besaran menyebabkan mutasi tidak hanya pada kromosom asli bakteri tetapi juga pada materi genetik virus yang sudah terintegrasi. Mutasi genetik ini menyebabkan virus kehilangan taringnya sehingga ia tidak dapat bereplikasi dan membunuh bakteri. Lumpuhlah sudah si virus.

Bahkan, dengan adanya mateti genetik virus yang sudah ‘dilumpuhkan’ tersebut menyebabkan bakteri dapat berkembang lebih cepat dibandingkan bakteri lain yang tidak diserang virus. Berkat adanya gen sisipan dari virus, lama kelamaan setelah melalui proses jutaan tahun lamanya gen sisipan virus berubah menjadi gen normal layaknya gen lain yang asli kepunyaan bakteri. Akibatnya muncullah protein-protein dan enzim-enzim baru, serta hal-hal baru lainnya yang bakteri pelajari dari proses tersebut.

Apa yang Professor Wood temukan adalah bahwa adanya gen-gen virus yang sudah terjebak jutaan tahun lamanya dalam kromosom, membuat sel bakteri tersebut bisa memiliki sistem imun sendiri sehingga tahan terhadap jenis antibiotik tertentu atau zat-zat kimia oksidator sel seperti hidrogen peroksida. Sungguh suatu cara yang sangat brilian untuk makhluk sekecil bakteri sehingga mereka bisa memiliki sistem imun sendiri.
Sumber: sciencebiotech.net|Rul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar